2010-03-01

PEREMPUAN ITU BERNAMA NAZIHA

“Kota nganjuk memberiku banyak kenangan walaupun aku tidak terlalu lama disini.., aku banyak bersafari ke teman-teman lama, tetangga, dan kerabat lainnya. Sudah banyak yang berbeda.... terasa hanya aku yang masih sendiri, kebanyakan temanku sudah membelai buah hati dan bermesraan dengan para istri dan suaminya..., para orang tua sahabatku selalu bertanya, Kapan aku menikah..?, calon istriku orang mana..?, dan lain sebagainya..., ah...!! kadang aku risih dan malas mendengar semua itu.., beruntung jika aku punya jawaban, tapi ternyata tidak..., bahkan hal itu mungkin masih jauh bagiku, karena aku melihat perjalanan studyku masih panjang.., aku masih harus berpusing-pusing ria dengan buku-buku sastra yang aku benci, padahal teman-temanku sudah terbang ke samudera cinta dan memiliki ketenangan hati.”

Ada kenangan yang cukup indah dari kampung halamanku.., ya.. tentu saja “Cinta” (Sang dewa kebahagiaan). Paling tidak ada dua cinta.. yang aku rasakan setelah hampir 3 tahun aku terdiam dan enggan menyentuh cinta. Perjalananku kekampung halaman ini telah membuka kembali hatiku akan sinar indah cinta, sinar indah yang telah lama redup dari ruang hatiku. Sinar terang yang selalu setia menyinari dan menghiasi hati.

Pertama mungkin aku sebut dengan cinta pelarian perasaan, cinta ini telah aku tuangkan dalam prosaku berjudul “Alvina....”. Ini cinta yang belum bisa kupahami, apakah cinta normal atau hanya fatamorgana. Cinta yang aku dapat dari paksaan halus hati karena sejatinya hati ini sangat butuh sandaran untuk menggapai kebahagiaan hati.

Cinta berikutnya mungkin ini normal, cinta yang amat jarang terjadi pada lika-liku hidupku, cinta tanpa persiapan yang muncul dari pandangan pertama. aku melihat sebuah wajah indah yang menggambarkan perangai dan latar belakang beberapa sisi kehidupannya. Serasa aku memandang sebuah kolaborasi apik antara keindahan fisik dan jiwa.., Ya Allah.. sudah terlalu lama hatiku tidak berdetak aneh seperti ini. Detak indah dan nyeri....

Cerita manis ini berawal ketika aku membuka laptop rumah, melihat-lihat photo-photo kegiatan adikku yang bersekolah dipesantren, ditengah-tengah penglihatanku aku melihat seseorang yang mungil diantara teman-teman adikku yang lain, dia terang sekali wajahnya... senyumnyapun kelihatan manis sekali, aku yakin dia seorang santri yang amat lembut. Dia terlihat seperti gadis yang masih kecil dimataku, berambut lurus, berkulit kuning dan terkesan lugu menurut mata hatiku. Sebuah photo yang cukup elok menurutku. Siapa namanya ya Allah...?? aku tidak tahu, tapi aku mulai mencintainya....

Semenjak itu hatiku mulai terbang dalam angan yang jauh, fiksi, dan mungkin sangat tipis dari harapan kenyataan. Aku merasa ada sebuah sosok yang menjadi penawar sementara bagi penyakit akutku. Rasa sakit akan kehilangan bidadari sejatiku yang telah bertahun-tahun tidak kunjung sembuh sedikit tidak terasa nyeri. Aku selalu ingat kebiasaanku, untuk melupakan orang lain yang kucintai aku harus mencintai sosok baru dan anganku harus bersandar kepadanya. Untuk itulah seketika aku mulai bersenandung fiksi dengan anganku. Alur ceritanya tentu kita bercinta... lumayan indah untuk mengobati rasa hausku akan asmara nyata.

Kurang lebih sebulan setelah itu aku disuruh ayah untuk mengijinkan adikku pulang dari pesantren, aku berangkat dengan teman ayahku yang juga memiliki niatan yang sama. Setelah sampai disana, kita bersilaturahmi dan berbincang-bincang dengan pengasuh pondok tersebut, Kyai Haji Zaidan Hadi, itu nama beliau.... salah satu kyai besar jombang yang telah berkontribusi banyak bagi kelestarian ajaran Islam. Setelah sekian lama berbincang-bincang dan mengutarakan maksud kami. Sahabat ayahku ingin sekalian melunasi biaya administrasi pesantren anaknya sebelum kami semua meninggalkan pesantren. Dia memanggil anaknya dan kemudian menanyakan berapa biaya yang dibutuhkan bulan ini. Setelah melihat daftar tanggungan dia menyuruh anaknya dan adikku untuk memanggil pengurus administrasi untuk menyerahkan uang bayaran. Setelah beberapa lama menunggu hatiku tertegun dan cukup kaget ketika itu. Tak terduga olehku ternyata muncul diantara mereka bertiga seorang gadis mungil yang pernah aku tatap dan aku kagumi di laptop milik ayahku. Dia ternyata kakak kelas mereka yang telah lulus pesantren namun tetap menetap untuk menjadi pengurus administrasi. Subhanallah ....... Aku amat bersyukur ketika itu karena aku merasa diijinkan memandang seseorang yang pernah mampir dihatiku secara nyata. Terima kasih tuhan .. begitulah mungkin bahasa hatiku jika aku terjemahkan.

Pertemuan dan pandangan itu semakin romantis dan agung... karena tempat mencairnya hati beku ini di suatu tempat yang sakral, disebuah kediaman kyai besar, pengasuh pondok pesantren salafiyah Denanyar Jombang. Dan ketika itu beliau juga berada tepat didepan tempat dudukku. Suasana ruang tamu yang amat hangat ketika itu...

Beberapa kali aku berusaha memandangnya, walaupun sekalipun dia tidak memandangku. Dia tampak sopan dan menjaga penghormatan bagi sang kyai, sungguh bagiku pemandangan mulia dan jauh lebih elok dari pegunungan kashmir yang dijuluki atap dunia karena keindahannya. Dia berjalan pelan sekali.... Dia berbicara lirih dan sopan kepada sang kyai dan sahabat ayahku... tindak tanduknya lembut sekali, makhluk indah itu terbelut oleh kain merah muda jika aku tidak lupa, sederhana sekali...., tapi bagiku seluruh gaun yang dipakainya telah membuatnya anggun secara Islami... Ya Allah... hatiku bergumam lirih, seraya indara penglihatan ini masih berusaha mencuri pandang kepadanya ....., “Aku ingin memiliki pendamping hidup seperti dia

Pemandangan yang jarang ini telah mengingatkanku kepada seorang sahabat dijakarta, dia pernah berkata, “mencari istri yang enak itu dari kalangan santri pesantren salaf, karena sifatnya masih murni dan alami, beda dengan santri pondok modern... Sudah berbeda dan terkesan materialistis”. Statemen yang dulu aku anggap angin lalu itu ternyata ada benarnya. Dan hal itu terbukti dalam safariku ke Pondok ini. Aku lihat banyak sekali diantara mereka “santri perempuan” yang masih alami dan agak jauh dari sifat perempuan-perempuan sekarang, tapi bukan berarti wawasannya juga terbatas. Setiap berurusan dengan sang kyai pasti mereka berjalan sambil duduk seperti pembantu-pembantu zaman dulu. Kesadaran akan kodrat perempuan selalu terpatri dan terjaga dalam diri mereka, berbeda dengan perempuan diluar sana... selalu ingin dibahagiakan, manja dan bahkan banyak dari mereka munafiq.

Setelah kami semua meninggalkan pesanteren dengan menaiki mobil sahabat ayahku, pikiranku masih mengingat pemandangan indah diruang tamu kyai tadi, indah dan sekaligus nyeri..., hatikupun mencoba ber-khusnudzon kepada tuhan. “Apakah ini jodohku, dia masih kecil, sehingga jika aku sudah siap kelak diapun sudah cukup masanya. Jadi kami ada kesempatan”........ Aku sempat sedikit berbunga-bunga ketika itu.....

Dalam perjalanan pulang kami sempat ngobrol dan berbincang bincang, ditengah-tengah perbincangan, sahabat ayahku sampai kepada sebuah pertanyaan “ sing ndek mau jenenge sopo? (pengurus administrasi). Adikku yang berada ditempat duduk bagian tengah seraya menjawab..” Oh.. Mbak Naziha... “ lalu sahabat ayahku berkata “ wis wayahe boyong to soko pondok?” Adikku menjawab “enggeh, tapi ditahan kaleh bu kyai, sak niki bantu bukyai dados pengurus pembayaran.. ... mbak niku oleh gus...“. “Gus ngendi” (kata sahabat ayahku) Gus saking Rembang.....

Yang tadi namanya siapa (pengurus administrasi). Adikku yang berada ditempat duduk bagian tengah seraya menjawab..” Oh.. Ka’ Naziha... “ lalu sahabat ayahku berkata “ Sudah tamatkan di pesantren?” Adikku menjawab “Iya , tapi belum boleh pulang sama bu kyai, sekarang beliau mbantu pondok jadi pengurus administrasi, dan Ka’ Naziha itu dapat jodoh anak kyai Anak kyai mana?” (kata sahabat ayahku) Anak Kyai dari daerah Rembang..

!!?? .............!?? Aku kira cukuplah prosaku sampai sini saja, aku malas menulis kejadian selanjutnya setelah percakapan tadi. Yang pasti setelah itu aku sempat ber-suudzon kepada tuhan. Hatiku berkata “Ah... sekali lagi tuhan hanya mempermainkanku” ......!!!??!!??? (Ahfa Syach)

0 komentar:

SELAMAT DATANG.....!!! Happy Fun and Enjoy....

Mau menjelajah...?

Welcome...



Thanks For Joining

Selamat datang di sahara's community, sebuah blog pribadi, namun saya namakan sahara's community karena blog ini adalah rumah ilmu bagi siapapun yang mengunjungi blog ini, Blog ini adalah blog sastra, namun juga terdapat artikel umum hasil corat-coret tangan. semua makalah sastra yang tertulis adalah tugas-tugas kuliah selama menjadi mahasiswa di UIN Jakarta, semoga bermanfaat untuk referensi dan perbandingan. Bagiku .... dunia maya lebih indah dari pada dunia yang sesungguhnya..... salam


 

Design by Amanda @ Blogger Buster