2009-04-21

Lembaga Survei Politik “Independen atau pro partai tertentu?”



Tulisan ini sebenarnya adalah keluh kesah biasa yang saya tulis untuk mengisi kekosongan. Saya adalah peneliti lapangan (interviewer) dari salah satu lembaga survei yang belakangan ini sering muncul di media. Saya sudah hampir satu setengah tahun menjadi interviewer di lembaga tersebut, tentu pengalaman manis dan buruk sudah amat memenuhi album pribadiku. Saya sudah paham dan hapal sebagian besar daerah di jawa barat, maklum kegiatan saya setahun kebelakang mondar-mandir Jakarta-jawa barat untuk bertugas, seolah-olah rumahku adalah bis kota dan angkot pedesaan. Saya banyak menemui hal baru, pengalaman baru, ilmu baru, diantaranya tentang kemasyarakatan, karakter sosial, kehidupan lokal, politik daerah, adat istiadat, mistik dan lain sebagainya, bahkan kata teman2 saya sekarang sudah cukup mahir dalam berbahasa sunda karena terlalu seringnya saya berinteraksi dengan masyarakat sunda. Saya sungguh menikmati perjalanan ini, karena bagiku tugas survei adalah tugas yang amat menyenangkan, saya bisa melihat pemandangan indah dan alami, gunung-gunung yang curam, nuansa lokal yang menenteramkan, dan satu lagi yang spesial adalah sawah.. sesuatu yang amat saya rindukan karena maklum sudah lima tahun kurang lebih saya berdomisili di Jakarta dan belum pernah pulang kampung ke jawa timur.

Saya selalu menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya, sembari menikmati alam yang saya impikan, walaupun tidak jarang saya mengalami kesulitan. Pernah saya harus melewati gunung yang curam, kira-kira selangkah ke-kanan atau kiri adalah jurang yang amat dalam, pernah juga naik gunung jalan kaki menuju kampung terpencil, perjalanan panjang dengan ojeg yang menghabiskan dana dua ratus ribu, menjadi bahan kecurigaan masyarakat, bahkan saya pernah tidur di rumah penduduk 3 hari 3 malam tanpa uang sepeserpun karena kehabisan ongkos. Sungguh memori yang manis dalam lembaga survei ini, karena selain pengalaman, honor pekerjaan ini cukup lumayan untuk menambah uang saku dari orang tua.

Setelah lama saya berbaur di lembaga ini, tentu banyak wawasan dan pengetahuan yang saya dapat tentang politik, dunia survei dll. saya mulai bisa menyimpulkan bagaimana sistem kerja lembaga-lembaga survei yang sekarang banyak bermunculan di Indonesia. Lembaga survei mulai bermunculan pasca reformasi tahun 98, dimana transparansi dan hak asasi mulai didengungkan, berbeda dengan sebelumnya yang segalanya serba tertutup. Lembaga survei tampil untuk mempublikasikan opini publik, pendapat masyarakat, bahkan persepsi dan keinginan masyarakat. Untuk demokrasi ini tentu sangat membantu, bahkan salah satu founding father lembaga survei mengatakan; lembaga survei adalah pilar demokrasi kelima setelah eksekutif, legislatif, yudikatif, dan media.

Survei sangat perlu dan penting, data dalam masyarakat adalah referensi yang sangat berharga bagi para pengambil kebijakan, strategi pemasaran, tolak ukur keberhasilan, dan segala hal lainnya. Namun proyek yang sering didapat oleh lembaga survei belakangan ini adalah survei politik, survei untuk mengetahui kekuatan kandidat, mencari calon kandidat, mengetahui kekuatan dan kekurangan lawan, dan juga mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan untuk dapat memenangkan pemilu, kali ini lembaga survei juga berperan sebagai konsultan politik, yang selain bertugas menjadi pencari data. lembaga survey juga memaparkan apa yang semestinya harus dilakukan oleh partai untuk memenangkan pemilu, membangun image kandidat yang menjadi kliennya, dan bahkan ada lembaga survei yang lebih ekstrim yaitu mereka mempublikasikan hasil survei yang tidak realistis (ditambahkan) untuk memengaruhi publik. Hal ini tentu bertolak belakang dengan visi dan misi lembaga survei sebagai lembaga yang independen. Kalau seperti ini apa bedanya lembaga survei dengan partai politik.

Dalam tataran aplikatif survei dalam konteks ini sebenarnya meresahkan masyarakat, terutama masyarakat pedesaan. Saya sebagai peneliti lapangan tentu tahu kondisi di masyarakat. Seorang petugas survei politik pada kali ini dituntut untuk mengorek-orek rahasia pribadi masyarakat, seperti partai apa yang akan dan sudah dipilih, pada pemilu yang akan datang sebelumnya, hal ini sebenarnya tidak nyaman bagi interviewer maupun responden, tapi apa mau dikata ini adalah tugas yang harus diselesaikan. Efek negatifnya adalah masyarakat merasa takut, seakan akan apa yang mereka jawab adalah pilihan yang harus dia pilih ketika pemilu, terbukti dengan banyak responden yang mengadu kepada aparat desa setempat karena ketakutan pasca digelontori pertanyaan-pertanyaan yang kurang etis. Maklum orang desa banyak yang bodoh dan miskin wawasan. Dalam titik ini saya merasa telah melanggar sebuah etika, etika berkehidupan sosial, dengan menanyakan sesuatu yang sebenarnya rahasia pribadi dan membuat resah masyarakat, serta tidak jarang membohongi mereka hanya agar bersedia untuk diwawancarai.

Dalam ilmu komunikasi, yang terpenting dalam politik adalah pencitraan, tidak salah kita mencari data dilapangan, lalu menganalisa untuk menemukan strategi yang tepat, asal apa yang kita sampaikan adalah betul-betul gambaran kita sebagai partai tertentu atau pihak-pihak lainnya, dan semua itu yang akan kita perjuangkan kedepan. Hanya satu hal saja yang membuat saya kurang nyaman yaitu lembaga independen yang ternyata kurang independen. Selain itu saya merenung, bagaimana seandainya jika responden sebagai pihak yang paling berjasa dalam hal ini diberikan timbal balik yang lebih layak, sehingga dalam situasi apapun hubungan ini menjadi simbiosis mutualisme bagi responden dengan lembaga survei, selain itu lebih baik kuesioner wawancara lebih disetting sehingga tidak terlalu tebal dan bertumpuk jumlah pertanyaannya. Karena saya pikir semakin bertumpuk jumlah pertanyaan semakin tidak baik kualitas hasil survei tersebut. (Ahfa R Syach)



0 komentar:

SELAMAT DATANG.....!!! Happy Fun and Enjoy....

Mau menjelajah...?

Welcome...



Thanks For Joining

Selamat datang di sahara's community, sebuah blog pribadi, namun saya namakan sahara's community karena blog ini adalah rumah ilmu bagi siapapun yang mengunjungi blog ini, Blog ini adalah blog sastra, namun juga terdapat artikel umum hasil corat-coret tangan. semua makalah sastra yang tertulis adalah tugas-tugas kuliah selama menjadi mahasiswa di UIN Jakarta, semoga bermanfaat untuk referensi dan perbandingan. Bagiku .... dunia maya lebih indah dari pada dunia yang sesungguhnya..... salam


 

Design by Amanda @ Blogger Buster