2009-08-09

CINTA YANG TAK PERNAH TER-IMANI

Aku gagal menjadikan cintaku seperti tuhan yang selalau diimani oleh hambanya. Cintaku ada, mulia, dan eksis, tetapi sungguh tragis, hamba cintaku tak pernah mengimani wujud, keesaaan dan kekekalannya.

Dia lebih mengimani cinta yang sementara, cinta yang berupa permainan, dan cinta yang tidak betul-betul haqiqi.

Dia terperdaya oleh kitab-kitab palsu dan belum sempurna, dia terhipnotis oleh budaya jahiliyah cinta yang maha menghanyutkan dan menghancurkan, sayang ketika itu tidak ada malaikat yang berkenan menyampaikan wahyu cintaku...

Ingatkah engkau de.. ..Pada awal cinta itu mulai bersemi, engkau lebih mengimani orang-orang disekelilingmu, engkau sama sekali tidak percaya firman-firmanku yang terucap melalui lisan yang jujur dan suci.

Lalu dogma-dogma itu membuatmu memilih jalan lain, Munuju tuhan cinta fiksi, sebuah jalan yang ketika itu membahagiakanmu, namun selalu berakhir dengan tragis dan cuma-cuma.

Tetapi ternyata cintaku maha penyabar dan pemaaf, dia bertawakal dalam perihnya penantian dan harapan, dia selalu menangis menunggu harapan itu muncul lagi dengan doa-doa syahdu kepada sang tuhan sejati.

Lalu datang kesempatan itu, entah kesempatana ataukah hanya persepsi sepihak...aku tidak tahu, tapi cintaku selalu ulet untuk menggapai harapannya.

Ingatkah engkau de’.... , ternyata, sekali lagi engkau tidak mengimani cinta itu, cinta yang mulia itu kau anggap sebagai hari pembalasan. Walaupun air mataku telah berhamburan untuk meyakinkanmu, sungguh tragis dan konyol. sebuah fenomena yang membuatku gelap akan sinar terang cinta.

Engkau tetap memilih jalanmu, dan ternyata itulah jalan yang kau pilih. Kami semua menangis akan kabar dan keadaanmu disana.., sungguh nama harummu telah pudar tertiup angin dan takkan pernah kembali...., sungguh sangat disayangkan de......, sungguh sangat disayangkan.....
Kalau itu memang jalanmu de....... selalu berbahagialah dalam jalanmu itu.....(Ahfa R Syach)



Read More..

DIA ADALAH BANGSAWAN, DAN AKU ADALAH RAKYAT JELATA YANG HINA

Dia adalah sosok seorang bangsawan, seorang tokoh yang mulia dan dihormati, dia tampak anggun dan beraura indah, berkharismatik dan merupakan kebanggaan semua orang.

Dia penebar rasa damai dan kelembutan, dia adalah sosok seorang ibu yang memberikan kasih sayang kepada seluruh insan. Dia selalu menyinari alam dengan senyuman khas, sebuah senyuman teramat manis yang tak pernah pudar sepanjang masa.

Dia sosok seorang ratu, insan terpilih diantara rakyat jelata, dia merupakan salah satu putri terbaik yang dimiliki oleh pesantren yang suci. Dia amat berhati mulia dan rendah hati, matanya lentik menebar benih-benih cinta, perangainya terpuji panutan para selir dan pelayan.

Dari jauh dia terlihat amat menarik, pakaiannya bersih dan begitu rapi, langkahnya pelan menuju tugas dan kewajiban, perasaanya tipis penuh dengan sayang dan iba.., semuanya menyukainya.., semua mengagumi kesantunannya, dia merupakan uswah bagi para penuntut ilmu dan penghuni rumah suci.

Aku merupakan salah satu pengagumnya... seorang pengagum dari golongan jelata yang penuh keburukan dan penghinaan. Seseorang yang beperangai buruk dan penuh keterbatasan.

Seseorang yang tidak pernah tersenyum dan bahagia dengan kehidupannya, seseorang yang diselimuti oleh problema individual dan merupakan ladang hinaan bagi orang-orang yang berbahagia

Aku adalah orang yang jarang dihormati dan dikagumi. Orang yang lesu dan selalu membuat redup segala suasana, orang yang berwatak keras tapi penakut dan penangis.

Aku adalah orang yang terlihat lusuh, kumuh dan beraura negatif. Orang yang tidak mampu menjadi panutan bagi semua orang, orang yang selalu terisolir dari pergaulan dan persahabatan. Manusia sombong yang penuh dengan kelemahan.

Tapi tidak salah dan tidak melanggar kode etik manapun jika aku mengaguminya, menyukainya, bahkan mencintainya. Ketika itu, aku mengenalnya dan menyukainya berawal dari sebuah nama. Nama yang indah dan bermakna. aku yakin akan sosoknya walaupun mata ini belum pernah termenganga kepadanya.

Tapi amat salah dan melanggar norma jika kami bersatu. Karena bangsawan dan rakyat jelata selamanya akan terpisah oleh ruang dan jarak. Jarak yang begitu jauh dan ruang kebahagiaan yang sungguh berbeda. Dia berhak untuk segalanya dan memiliki banyak pilihan, sedangkan aku hanya sekedarnya dan harus melalui jalan yang telah ditentukan.

Terima kasih permaisuri... pengalaman cintaku kepadamu sangat indah dan memberiku banyak pelajaran. Banyak hikmah yang kupetik untuk bekal masa depanku. Mohon maaf atas segala kelancangan dan ketidak tahu maluan.
Semoga engkau abadi dalam singgasanamu yang agung....(Ahfa R Syach)



Read More..

UNTUK DIA YANG SELALU MENGIRINGI HELAI NAFASKU


Sepertinya tidak ada harapan lain selain itu, seolah-olah itu menjadi cita-cita agung yang ingin diraih walaupun sudah sangat terlarang.

Dia datang ketika gundah dan kosong menyelimuti pikiran, dia datang sekedar menemani bicara, atau menemaniku menikmati malam diatas perpaduan yang paling agung dalam dunia cinta. Anganku amat menikmatnya, walaupun hal itu adalah kerugian dan kekonyolan semata,

Dia selalu datang kepada benakku yang ngilu akan kemungkaran, dia memaksaku bertanya apakah aku mampu melindungi jika itu terjadi padanya...

Dan dia sekali lagi selalu datang kepada benakku dalam segala arah pikirannya, Setiap langkah, dan setiap helai nafasku.

Terima kasih tuhan.. , karena engkau sempat memperkenalkanku kepada sosok yang teramat indah, dan sungguh aku bersyukur karena engkau memberiku kesempatan untuk beri’tikad baik dan berusaha untuk membahagiakannya. Walaupun sebenarnya kami jauh... ,sangat jauh..., dan teramat jauh...

Terkadang aku bertanya, apakah ini cinta tiada tara, ataukah manifestasi dari keterasingan? Hanya zat yang paling indah yang tahu...

Read More..

PERGAULAN PEMUDA-PEMUDI MASA KINI

Dalam perjalanannya seorang pemuda-pemudi tentu melewati berbagai masa (tahapan hidup); masa transisi, masa dekadensi moral, dan lain sebagainya. Dekadensi moral tidak jarang hinggap pada usia remaja akibat pengaruh negatif pergaulan dan media, buah dari keadaan frustasi, ataupun hanya sebatas rasa ingin tahu untuk mencoba hal-hal baru. Masyarakat dan pemerhati anak-anak kebanyakan hanya memerhatikan dekadensi moral yang tampak seperti, mengkonsumsi miras, narkoba, tawuran, dan hal-hal semacam itu. padahal ada sebuah kenakalan remaja yang dinilai cukap tidak beretika dan merusak, tapi hal itu telah terkemas dalam sebuah fenomena yang dianggap biasa.

Pergaulan pemuda pemudi masa kini (berkhalwat/ pacaran) memang telah dianggap biasa. Itu sudah terkesan fitrah dan budaya yang tidak bisa diberantas. Pada hakekatnya islam sudah jelas tidak menganjurkan hal itu demi mencegah dampak-dampak negatifnya. Namun karena perkembangan zaman dan menyebarluasnya pengaruh media yang meluluh lantakkan semangat nilai-nilai islam, maka lambat laun hal-hal semacam itu menjadi hal lumrah dan tidak ada kontrol lingkungan yang ketat terhadapnya.

Pergaulan remaja, siswa, maupun kalangan mahasiswa sudah sangat memprihatinkan, bolehlah kalau hanya sebatas partner, sahabat biasa, atau masa ta’aruf atau menjalin hubungan yang serius dan baik-baik untuk menuju hubungan yang lebih resmi. Pergaulan remaja masa kini sangat berpotensi untuk terjadinya semi seksual, yaitu proses menyalurkan nafsu dengan sebuah aktifitas seksual tanpa interkourse (dukhul). Ini bisa dilakukan dengan memberi rangsangan sentuhan pada organ-organ sensitif atau sejenisnya. Banyak remaja sadar akan bahaya kehamilan diluar nikah sehingga mereka mencari jalan lain untuk menyalurkan rasa ingin tahunya dengan cara-cara seperti ini. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, antara lain; pengaruh pornografi, situs terlarang, film2 porno yang sudah tidak asing dan aneh di pasaran. Selain itu ada hal yang lebih bersikap alamiah yaitu masa remaja yang penuh dengan ambisi cinta dan nafsu. Hal-hal diatas berkumpul menjadi satu sehingga remaja dengan edukasi sebaik apapun terkadang bisa terhipnotis oleh keinginan tersebut. Tidak ada sanksi atau bahaya untuk hal-hal seperti ini, tetapi secara etika sebagai manusia yang memiliki norma dan agama tentu itu merupakan aib yang sebenarnya harus dijauhi. Harga diri dan kesucian kita sebagai manusia harus tetap terjaga, karena hal-hal tersebut tidak berbeda dengan zina walaupun tanpa kegiatan interkourse. Hal tersebut tentu berdampak negatif, antara lain dapat memicu kehamilan diluar nikah, seks bebas, tidak dipermasalahkannya satus nonvirgin dalam masyarakat, maraknya kemaksiatan antar remaja, dll.

Sungguh hal itu merupakan salah satu dekadensi moral yang jarang diperhatikan oleh orang tua terhadap anaknya. Banyak orang tua yang terlalu husnuddhon kepada pergaulan anaknya. Atau jangan-jangan hal seperti ini telah dianggap sebagai fenomena fitrah yang tidak dapat dihindarkan oleh semua orang. Wallahu a’alam bishhowab. Yang jelas sebagai muslim sejati tidak sepatutnya hal-hal semacam itu dilakukan karena selain berdampak pada hal-hal yang beresiko, hal tersebut tentu bertentangan secara norma dan kesejatian seorang muslim.

Sepatutnya kita menyalurkan nafsu kepada orang yang halal bagi kita atau melalui hubungan yang resmi sehingga tidak memberikan resiko. Yang paling ditakutkan adalah kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut lambat laun akan membentuk mainstream masyarakat untuk bersikap permisif akan pergaulan pemuda semacam itu, hal itu tentu sangat berbahaya dan mengancam kode etik dan norma pergaulan manusia, dan selanjutnya model pergaulan kita akan full meniru barat yang sangat jauh dari nilai-nilai Islam. Untuk itu perlu adanya pengendalian diri oleh kita, kewaspadaan orang tua yang memiliki anak remaja, serta edukasi yang lebih mengena dan menyerap kepada para remaja kita. Hal tersebut tidak lain hanyalah untuk menyelamatkan kita semua dari kerusakan jangka panjang dan menjaga nilai-nilai islam dan masyarakat. (Ahfa R Syach)

Read More..

KEKERASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK

Perkembangan ilmu pengetahuan begitu pesat, bukan hanya ilmu eksak, teknologi, dan ilmu-ilmu humaniora, tetapi ilmu kejiwaaan (psikologi) juga terus berkembang membuka tabir rahasia-rahasia individual untuk perbaikan kehidupan manusia. Implementasi dari ilmu ini dapat digunakan untuk banyak bidang, salah satunya adalah pendidikan terhadap anak, agar mereka mempunyai bekal fisik dan mental yang baik untuk menuju masa depan mereka.

Beberapa waktu lalu saya melakukan survei pilpres di Kec. Pangatikan, Kab. Garut, tepatnya di desa Sukahurip. Di desa tersebut ternyata sedang dilaksanaka program PAUD, (Pendidikan Anak Usia Dini) sebuah program yang salah satunya bertujuan untuk menstimulasi perkembangan otak anak pada masa keemasan (Golden Age), yaitu dari umur 0 hingga 6 tahun. Program dan kegiatan tersebut sudah banyak terdapat di kota-kota besar yang sering kita temukan, misalnya playgroup, dll. Pada kali ini Depdiknas bekerjasama dengan World Bank lebih memprioritaskan untuk balita-balita desa dengan format dan sistem tertentu dengan pemilihan lokasi (desa) berdasarkan pertimbangan populasi. Hal ini tidak lain adalah sebuah usaha agar seluruh anak indonesia menjadi anak yang sehat secara fisik dan mental, serta kecerdasan otak yang baik.

Sudah jelas sekali bahwa dalam mendidik anak terdapat teori dan cara-cara tertentu, yang harus dikuasai oleh orang tua sehingga mereka mampu menghasilkan anak-anak yang cerdas dan berkualitas. Banyak sekali sekarang anak-anak yang tumbuh dengan berbagai kelemahan dan kekurangan yang tak lain disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan orang tua akan teori, cara, dan tips-tips dalam mendidik anak.

Ilmu psikologi itu sendiri khususnya pada bidang pendidikan anak merupakan ilmu modern yang mulai dimengerti atau paling tidak sedikit diketahui oleh orang tua zaman sekarang. Orang tua zaman dulu belum terlalu mengerti ilmu ini sehingga mereka menerapkan pendidikan anak yang salah, apalagi orang tua zamana dulu terkesan berwatak keras (tempramental) sehingga pendidikan keras itu tidak sedikit merusak mental anak-anak. Terlepas dari periodesasi orang tua diatas, secara umum kesalahan mendidik anak bukan hanya dilakukan oleh orang tua zaman dulu, tetapi lebih disebabkan oleh minimnya pengetahuan dan sikap tempramental sebagian orang tua.

Minimnya pengetahuan mendidik anak sebenarnya lebih berimplikasi kepada kurang maksimalnya kerja otak, Potensi-potensi yang ada dan hal-hal disekitar itu. Namun ada satu hal yang lebih berbahaya daripada sebab tadi, Yaitu pendidikan yang terlalu keras atau kekerasaan terhadap anak. Dua hal tersebut memang berbeda tipis jika dilihat aplikasinya, tetapi yang saya lihat dampak negatif dari dua hal itu sama, yaitu merusak mental dan psikis anak-anak.

Pendidikan yang terlalu keras dan kekerasan seperti suka memarahi, mengintimidasi, membentak, bahkan memukul (menghajar), dapat berimplikasi kepada dua kemungkinan, pertama, anak itu menjadi manusia yang galak, keras, bahkan bisa menjadi psikopat, kedua, anak itu bermasalah secara mental dan kejiwaan, seperti; mudah tertekan, suka murung, tidak percaya diri, traumatis, susah bergaul, paranoid, emosional yang tidak stabil, dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut tentu mengganggu perjalanan dan kehidupan mereka ketika dewasa, terutama kemungkinan kedua di atas. Saya banyak menemui anak-anak mengalami kejiwaaan seperti ini akibat kekerasaan orang tua. Mereka terlihat sangat berbeda dan terkesan kurang normal daripada anak-anak disekitarnya. Hal ini sangat disayangkan, karena seorang anak yang seharusnya bahagia dan mampu mengejar masa depannya dengan baik, mereka malah terbelenggu oleh masalah psikis sehingga keseharian mereka diwarnai oleh ketidakbahagiaan dan masa depannya terganggu oleh hal-hal tersebut.

Ada dua hal yang menurut hemat saya melatar belakangi pendidikan keras terhadap anak. Pertama, sifat asli orang tua yang pemarah atau tempramental. Sifat seperti ini identik dengan orang tua zaman dulu yang mendidik anaknya terlalu keras atau memang punya kepribadian pemarah dan galak. Orang tua semacam ini tidak memberikan ruang gerak yang lebar untuk berkreasi dan cenderung suka marah walaupun anak-anak itu melakukan kesalahan sepele. Sehingga pada akhirnya potensi anak kurang berkembang dan mereka selalu diliputi rasa takut dan tertekan. Yang kedua adalah memiliki prinsip untuk mendidik keras, biasanya hal ini ditujukan oleh orang tua agar mereka mampu menjadi anak yang ulet dan tahan banting. Prinsip itu bisa saja muncul dari agama, seperti anak harus dipukul jika tidak mau shalat pada umur 10 tahun, bisa juga metode pendidikan turun-temurun, mitos, dan lain sebagainya. Seperti contoh ada orang tua yang berprinsip; anak harus terbiasa susah agar dia mau bekerja keras dan menjadi manusia yang sebenarnya. Dalam hal ini orang tua harus menyadari bahwa pendidikan dan prinsip semacam itu sudah tidak relevan lagi. Berbeda dengan anak zaman dahulu, anak-anak sekarang terkesan lebih lemah dan manja karena mereka sekarang berada pada lingkungan yang aman dan nyaman. Berbeda sekali dengan beberapa dekade sebelumnya yaitu masa penjajahan dan penindasan, sehingga secara alami anak-anak pada masa itu sudah siap dan terbiasa dengan keadaan itu. Kholifath “Ali Bin Abi Thalib” RA. pernah berkata “Didiklah Anakmu Sesuai Dengan Zamannya” dan menurut saya pada zaman sekarang pendekatan yang paling tepat untuk mendidik anak adalah pendidkan menurut ilmu psikologi (pendidikan anak), yang sudah banyak sekali ditulis dan mudah diakses oleh siapapun.

Jadi kesimpulannya, sudah tidak relevan lagi pendidikan yang terlalu keras dan tidak seharusnya orang tua memiliki sifat keras dan tempramental dalam mendidik anak. beberapa waktu yang lalu kak Seto (ketua komnas perlindungan anak) mencanangkan gerakan anti kekerasan kepada anak. Dia mengatakan; "sudah tidak relevan lagi mendidik anak dengan cara menjewer, memarahi, memukul, dll". Menjadi orang tua harus dengan penuh kelembutan dan kesabaran. Karena menurut pengamatan saya, anak yang dibesarkan oleh orang tua penyabar lebih bahagia dan lebih normal daripada dibesarkan oleh orang tua pemarah dan keras. Hendaknya mendidik anak mengambil posisi tengah, orang tua tidak boleh terlalu keras ataupun memanjakannya, hanya dengan itulah anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang matang, normal dan menjadi generasi yang sehat dan bahagia. (Ahfa R Syach)

Read More..

BOM BUNUH DIRI, REAKSI KAUM YANG TERDZOLIMI OLEH TATANAN DUNIA

Beberapa waktu yang lalu kita terkejut dengan terjadinya dua bom yang meledak di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton di kawasan mega kuningan Jakarta Pusat yang menewaskan 9 orang dan melukai puluhan orang lainnya. Selain kerugian materil bangsa kita juga mengalami rasa malu besar kepada dunia akan lemahnya keamanan terkait rencana kedatangan klub raksasa premier league “Manchester United” yang akan menginap di salah satu hotel tersebut. Banyak penggemar berat kecewa dan panitia lokal mengalami kerugian yang mencapai puluhan milyar.

Sudah hampir lima tahun sebenarnya bangsa kita terbebas dari ledakan bom. Bom terakhir yang mengguncang indonesia adalah pada tahun 2005 pada 3 tempat wisata di kota bali. Kali ini para terosis ingin menunjukkan eksistensi mereka serta meneruskan perjuangan sesuai ideologi radikalnya. Kelompok ini telah melewati masa fakum yang cukup lama terkait tertangkap dan tewasnya beberapa tokoh dan rekan-rekannya sehingga aksi dan ruang gerak mereka terbatas. Namun faktanya kelompok ini mampu bertahan dan membangkitkan aktifitas teror mereka dengan keberhasilan mereka melakukan bom bunuh diri pada dua hotel besar yang terkenal sangat ketat penjagaannya. Menurut pengusutan sementara pihak polisi, disinyalir otak pemboman dua hotel megah ini adalah orang lama yang telah menjadi buronan nomor wahid di tanah air yaitu Noordin M Top. Gembong dan perekrut martir ini semakin diburu pasca ledakan bom, dimana-mana disebarkan potonya untuk membatasi gerak-geriknya.

Kelompok pelaku bom bunuh diri ini adalah mereka yang memiliki ideologi radikal. Sebuah kelompok yang menganggap bahwa darah dan harta orang kafir adalah halal. Mereka mendengar seruan Osama Bin Laden untuk melakukan perang terhadap amerika dan sekutunya, dengan membunuh warga sipil maupun tentara perang. (lihat; melawan pemikiran aksi bom Imam Samudera dan Noordin M Top : Nasir Abas). Mereka menganggap bahwa amerika dan sekutunya adalah musuh bersama kaum muslimin yang telah menjajah dunia islam dengan kejahatan perang, ekonomi, dan budaya. Mereka menganggap sedang terjadi perang sehingga bom bunuh diri adalah langkah yang mereka ambil untuk memerangi musuh mereka.

Membunuh kafir sipil sendiri masih sangat kontroversi dalam dunia Islam, ada yang pro dan kontra. Bagi yang kontra adalah mereka yang meyakini bahwa secara garis besar dalam islam terdapat istilah kafir harbi dan kafir dzimni. Kafir harbi adalah kafir yang boleh kita perangi, yaitu orang kafir yang memerangi kita dan sebagai pihak islam kita sepatutnya melakukan pembelaan dengan memerangi mereka. (respon dari penyerangan dan ancaman). Menurut Nasir Abas dalam bukunya, alasan rasulullah SAW berperang karena terdapat tiga hal: pertama, melanggar perjanjian damai (hudaibiyyah), Umat Islam Diserang, dan terakhir adanya ”fitnah” yaitu ancaman perang. Dan yang boleh kita perangi adalah orang-orang yang memerangi kita. Menurut nasir Abas, para kaum radikal ini memotong-motong ayat Al Qur’an yang sebenarnya utuh dan punya maksud sendiri untuk melegitimasi gerakan mereka. Banyak ayat Al Qur’an yang berbunyi: “dan perangilah mereka”, “dan perangilah orang-orang kafir”. Ayat-ayat tersebut mereka tafsirkan untuk memerangi seluruh orang kafir. Padahal jelas setiap ayat perang yang turun mempunyai asbabun nuzul dan konteks tertentu yang menjelaskan kepada kita kapan dan siapa saja yang boleh kita perangi. (lebih lengkapnya baca buku Nasir Abas). Kaum wanita dan orang sipil yang tidak ikut berperang adalah haram dibunuh, karena mereka termasuk ahlu dzimmah (kafir dzimni) yang harus dilindungi sebagaimana yang dilakukan oleh rasululah pada masanya. Bahkan abu bakar ba’asyir (pendiri Jama’ah Islamiyyah) pernah berkata: “menurut ijtihad saya, bom bunuh diri boleh dilakukan ketika berada di medan perang, dan di tempat kita tidak terjadi perang”. Jelas abu bakar ba’asyir juga kurang sependapat dengan gerakan mereka, walaupun dia juga sempat berkata “tetapi saya tidak menyalahkan ijtihad mereka, mungkin ijtihad mereka benar menurut mereka”.

Kelompok yang pro dengan gerakan semacam ini adalah mereka yang berpaham keras, yaitu darah orang kafir halal dibunuh (sipil maupun non sipil) serta hartanya halal untuk dirampas. Harta rampasan itu mereka sebut sebagai fa’i (harta rampasan). Hal itu terbukti dengan perampokan toko emas milik orang non islam di daerah banten beberapa tahun yang lalu untuk pembiayaan aktifitas mereka. Mereka menganggap bahwa sekarang sedang terjadi perang, perang kepada musuh umat islam yang menyerang kita dengan mengeksploitasi kekayaan, ekonomi, serta budaya. Hal itu juga merela lakukan sebagai pembalasan perang dan kejahatan manusia yang mereka lakukan di negara-negara islam konservatif di timur tengah yang kontra terhadap tatanan dunia oleh negara barat, seperti Iraq, Afghanistan, Palestina, Iran, dll. Mereka melakukan pembunuha massal, intervensi politik, dan kebijakan yang sangat diskriminatif. Afghanistan dan Iraq telah luluh lantak oleh mereka, sanksi atas Iran akan teknologi nuklir yang sebenarnya hanya untuk perdamaian, sikap pemerintah Amerika dan sekutunya yang permisif dan fakum terhadap penyerangan israel atas gaza yang sama sekali tidak beralasan. Jelas sekali terdapat diskriminasi yang jelas oleh negara barat terhadap beberapa negara Islam. Negara islam tidak boleh menjadi negara kuat dan bermartabat, karena menurutnya itu ancaman bagi mereka. Padahal sudah menjadi hak setiap negara memiliki keampuan militer untuk mempertahankan kedaulatan, dan kemandirian politik yang jauh dari intervensi asing.

Kesimpulannya, mereka (kelompok radikal) melakukan teror sedemikian itu karena ingin merubah kebijakan negara barat yang selalu menindas dan bersikap tidak adil kepada kaum muslimin. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Noordin M Top pada rekaman videonya yang beredar pasca bom bali II beberapa waktu yang lalu. Mereka menganggap amerika dan sekutunya adalah penjajah perang bagi saudara-saudara mereka di afgahnistan, iraq, dll. Berangkat dari sinilah kelompok radikal itu meyakini perjuangan mereka. Mereka akan selalu meneror dunia selama negara barat tidak merubah kebijakannya. mereka menganggap tidak ada cara lagi untuk memberikan perlawanan kepada hegemoni barat. Hanya bom bunuh dirilah yang bisa mereka lakukan kepada warga amerika dan sekutunya yang berada di Indonesia. Karena memang mereka tidak mampu melakukan penyerangan ke Amerika. Jadi hanya itulah jalan mereka satu-satunya agar negara-negara barat mau merubah kebijakannya kepada negara-negara Islam. Hal yang sedemikian itu menurut mereka lebih baik daripada berdiam diri melihat tatanan dunia dikuasai oleh negara barat. (Ahfa R Syach)


Read More..
SELAMAT DATANG.....!!! Happy Fun and Enjoy....

Mau menjelajah...?

Welcome...



Thanks For Joining

Selamat datang di sahara's community, sebuah blog pribadi, namun saya namakan sahara's community karena blog ini adalah rumah ilmu bagi siapapun yang mengunjungi blog ini, Blog ini adalah blog sastra, namun juga terdapat artikel umum hasil corat-coret tangan. semua makalah sastra yang tertulis adalah tugas-tugas kuliah selama menjadi mahasiswa di UIN Jakarta, semoga bermanfaat untuk referensi dan perbandingan. Bagiku .... dunia maya lebih indah dari pada dunia yang sesungguhnya..... salam


 

Design by Amanda @ Blogger Buster