2010-02-24

ALVINA..... "CINTA ANGAN ANGAN"

Selagi aku berbunga bunga, aku ingin menulis susuatu, karena suatu saat perasaaan ini mungkin akan pudar, dan menurutku perasaan ini cukup penting menjadi salah satu memori indah dalam hidupku.....

Berawal dari angan mbak.... sejenis persiapan untuk mencintai tanpa memperhatikan realitas sebenarnya.... karena latar belakang diri ini setengah putus asa dan dahaga akan kasih sayang....., niatku silaturahmi.. beserta mencari klarifikasi akan bidadari sejatiku yang telah pergi, disisipi sekelumit harapan barangkali kita tertulis di lauhul mahfudz, sehingga aku memulainya dengan silaturahmi yang telah lama terputus.

Aneh memang,... apalagi engkau termasuk perempuan yang aku benci, engkau termasuk salah satu pemain dalam drama panjang berpisahnya kami....,

Awalnya aku enggan... karena engkau salah satu sahabat yang ingin aku lupakan dalam hidupku. Selain itu aku juga malu.. karena aku angkuh dan egois akan tali silaturahmi yang sering engkau julurkan. Tapi demi ketenangan hatiku... , aku datang kepadamu dengan niat satu, menyelesaikan pertanyan besarku tentang uswah.

Ya... tidak ada yang istimewa.. jika dilihat bahwa aku adalah orang yang perfeksionis dan berselera tinggi. Padahal banyak perempuan di ibukota... tapi mungkin karena aku terbawa dramatisasi perasaan, yaitu aku ingin perempuan daerah...., sebenarnya semua itu berawal dari dunia yang mempermainkanku. Aku mencoba salah..... tetapi ketika aku diam kehidupan menyalahkanku. Aku ingin menggugurkan kewajibanku, yaitu berusaha..... setelah itu realitas apapun yang terjadi bukanlah urusanku lagi.

Kita terlihat akrab waktu berbicara, walaupun ada sedikit rasa canggung antara kita. Padahal telah lama kita terpisahkan oleh jarak dan rasa persahabatan. Sesekali kita bercanda...tertawa riang. Kita serius menelaah rahasia kehidupan dan menggali-gali sejarah masa lampau. Aku ucapkan terima kasih atas penjelasannya tentang uswah, saran, nasehat dan motivasi yang engkau berikan. Ya .... tebakanmu betul.. aku adalah orang yang amat rumit.....

Perhatianmu melalui pesan singkat membuat hatiku tersenyum dan riang. Terasa tersiksa... tapi menyenangkan....., membuatku terbang kedunia linglung. Membuatku terpaksa memikirkan jawaban untuk pertanyaan yang teramat sukar. Sebuah pertanyaan yang tidak berbasis ilmu pengetahuan. Ya.. Munglin hatiku menghayal terlalu tinggi. Namun paling tidak aku tahu bahwa kamu adalah orang yang peduli dan menghargai seseorang.

“Maaf jika aku lancang..” Aku memang pecinta amatiran, aku terlambat secara masa untuk bercinta. Sehingga aku merasakan fenomena cinta yang seharusnya dirasakan anak-anak 5 tahun dibawahku...

Saat ini kamu indah...., menyenangkan.... membuatku rindu dan membawaku kepada angan yang berlebihan.....,. hatiku menyukaimu ....ha ha ha... ach....!!! ini mungkin hanya cinta sesaat..... cinta seperti judul prosa ini.... (Ahfa R Syach)

Read More..

CITA-CITA INI MEMBUNUHKU

Tidak ada yang berbeda dari kota nganjuk, masih seperti yang dulu..., Tidak terlalu ramai dan cukup nyaman, hanya saja sekarang banyak tempat-tempat usaha baru, sehingga nganjuk terlihat ramai dengan beraneka ragam penjual. Ya... beginilah keaadan sepintas kota nganjuk setelah aku tinggalkan selama lima tahun menggali ilmu dan pengalaman di ibukota.

Siang ini dan hari-hari sebelumnya aku melepaskan rindu kepada kota ini, pesawahan luas telah aku telusuri, tempat-tempat jajanan kesukaanku dulu telah aku sambangi. Rumah-rumah berderet dipinggir jalan telah aku pandang. Budaya dan karakter manusia-manusia lokal telah aku nikmati semua. Aku cukup puas lah.............., lama sekali pemandangan ini lenyap dari mataku.

Ah.... Peradaban ini mengingatkanku kepada cita-citaku dulu, cita-cita seorang pecinta yang penuh dramatisasi. Aku pernah mencintai seseorang yang kurang lebih sama hidup diatas peradaban ini. Sehingga peradaban ini pernah menjadi impian dan cita-cita untuk menjadi bumi dan pijakan cinta kami. Hatiku sedikit mengerang perih ketika indra penglihatanku menatap semua ini. Ya.... cita..cita itu telah musnah.. peradabannya masih ada, tetapi cinta ini telah musnah menjadi asap, karena gadis mungil itu telah pergi memilih hidupnya sendiri. Dan saat ini mungkin dia sedang bahagia dengan calon buah hati yang telah tertanam di rahimnya.

Aku masih seperti ini.... stagnan... , seolah-olah cita-cita ini merusak dan membunuhku. Cita-cita ini telah membuatku terkujur kaku meratap dalam hitungan tahun. Sesekali aku hembuskan nafas panjang ini.... seolah-olah melepaskan beban yang menggumpal, dan berharap ada kompensasi khusus dimasa yang akan datang. (Ahfa Syach)

Read More..

KAMI TERPISAH KARENA KAMI INSAN RAPUH

Kami terlahir dari sebuah kota yang berbeda. dia disebelah barat kota madiun dan aku disebelah timur kota madiun. Kami berbeda jenis.. aku laki-laki seperti adam, calon pemimpin keluarga. Dan dia perempuan, kaum hawa, sang penyangga rumah tangga.

Masa kecil kami berbeda, aku kurang bahagia dengan belaian orang tua yang amat keras. Aku yakin dia bahagia... penuh kasih sayang dari orang tua. Dia seorang anak yang penurut tapi aku adalah anak yang suka berseberangan dengan kehendak orang tua.

Dia anak yang baik, lembut, ramah, dan santun, berbeda dengan aku, aku anak yang keras., egois, dan sombong.. walaupun dibalik semua itu aku mempunyai sifat yang teramat lemah.

Kami dewasa ditempat yang terpisah, dan kami tentu belum saling mengenal, dia dewasa disana dengan orang tua dan lingkungannya yang hangat. Aku dewasa disini dengan penuh tekanan dan lingkungan yang kurang bersahabat.

Beranjak dewasa dia menjadi remaja yang normal secara psikis. Dicintai oleh teman-temannya. Berbeda dengan diriku, banyak problematika psikis yang menyetubuhiku. Aku termasuk anak yang eksklusif, anak yang kurang pandai bergaul dengan teman-teman.

Diantara tumpukan hal-hal yang berbeda tersebut, ternyata kami memiliki banyak persamaan, kami memiliki corak keluarga yang sama, corak keluarga agamis dan terhormat. Orang tua kami adalah guru agama sekaligus tokoh dan panutan bagi masyarakat kami setempat.

Kami sama-sama anak pertama dalam keluarga kami, memiliki warna kulit yang sama, kultur yang sama, makanan kesukaan yang sama, pandangan hidup dan cita-cita yang kurang lebih sama. Kami yakin orang tua kami memiliki harapan yang sama kepada kami. Kami hidup dan tumbuh dewasa dengan gaya hidup yang sama.

Kami bersekolah dipesantren yang sama, belajar agama bersama-sama. Kondisi mental kami sama, kami adalah manusia yang penakut dan kurang berani, kami adalah manusia yang selalu sungkan, dan penuh toleransi kepada sekitar. Kami punya dasar dan potensi menjadi manusia baik sesuai dengan kultur dan budaya kami. kami sempat mengenal satu sama lain ditempat suci ini setelah lima tahun berjibaku dengan pendidikan dan pengajaran.

Dan yang paling serupa ternyata adalah sifat rapuh diantara kami. Kami adalah 2 pasang manusia rapuh identik yang mengagungkan perasaan, bukan logika. Kami adalah manusia yang terlalu berperasaan, tak jarang kami terlalu bimbang dan plin-plan memutuskan sesuatu hal yang kecil. Tapi dengan itu kami menjadi manusia penyayang dan suka menyenangkan hati orang.

Ada yang lebih indah diantara sekian kesamaan. Ya... dulu kita pernah punya perasaaan yang sama, kita saling menyukai, tapi ternyata tuhan tidak berkehendak dengan cinta kami. Tuhan banyak membuat rintangan untuk selalu memisahkan kami.

Tahukah kalian kenapa? Karena hal-hal yang sama diantara kami inilah yang membuat kami tidak dapat bersatu. Tuhanpun pernah memberitahuku...”kalian adalah dua pasang manusia yang sama-sama rapuh, sehingga amat tidak baik jika kalian bersatu untuk mengarungi bahtera kehidupan, harus ada yang kuat bagi masing-masing kalian” begitulah mungkin kalau aku bahasakan perkataan tuhan.

“Ternyata banyak kesamaan bukan menjamin kita untuk cocok dalam berteman hidup. Dan begitupula banyak perbedaaan bukan berarti tidak serasi untuk menjalin ikatan suci. Hanya Allah yang lebih tahu mana pendamping hidup yang paling baik untuk kita.” Wallahu A’lam..

Ya muqollibal qulub...., natawakkal ‘ala azmika hadza, natamanna kulla ma ashobana khoiron lana.. Allahumma aslih bainana, wabaina shillatana, wa azilil khisoma bainana. Allahumma hab lii min zaujatii wa hab laha min zaujiha wamin dzurriyatina jami’a kurrota a’ayun, waj’alna lilmuttaqina imama... robbisyroh lana shudurona wa yassir lana umurona.. (Ahfa Syach)

Read More..
SELAMAT DATANG.....!!! Happy Fun and Enjoy....

Mau menjelajah...?

Welcome...



Thanks For Joining

Selamat datang di sahara's community, sebuah blog pribadi, namun saya namakan sahara's community karena blog ini adalah rumah ilmu bagi siapapun yang mengunjungi blog ini, Blog ini adalah blog sastra, namun juga terdapat artikel umum hasil corat-coret tangan. semua makalah sastra yang tertulis adalah tugas-tugas kuliah selama menjadi mahasiswa di UIN Jakarta, semoga bermanfaat untuk referensi dan perbandingan. Bagiku .... dunia maya lebih indah dari pada dunia yang sesungguhnya..... salam


 

Design by Amanda @ Blogger Buster